Pengertian
revolusi hijau adalah usaha pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan
produksi pangan. Mengubah dari pertanian yang tadinya menggunakan teknologi
tradisional menjadi pertanian yang menggunakan teknologi lebih maju atau
modern.
Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting yaitu
1.penyediaan air melalui sistem irigasi,
2.pemakaian pupuk kimia secara optimal,
3.penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme pengganggu, dan
4.penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.
Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadilah peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-tempat tertentu.
2.pemakaian pupuk kimia secara optimal,
3.penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme pengganggu, dan
4.penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.
Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadilah peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-tempat tertentu.
Revolusi hijau di Indonesia
Di negara
kita Indonesia revolusi industri diterapkan dengan ekstensifikasi dan
intensifikasi pertanian. Ekstensifikasi dengan perluasan areal. Terbatasnya
areal, menyebabkan pengembangan lebih banyak pada intensifikasi. Intensifikasi
dilakukan melalui Panca Usaha Tani, (lima usaha tani)
1. Teknik pengolahan lahan pertanian
2. Pengaturan irigasi
3. Pemupukan
4. Pemberantasan hama
5. Penggunaan bibit unggul
2. Pengaturan irigasi
3. Pemupukan
4. Pemberantasan hama
5. Penggunaan bibit unggul
Dampak
Revolusi hijau
Hasil dari
suatu metode tentunya mempunyai dampak positif dan negatif, begitu juga dengan
Revolusi hijau berikut ini merupakan dampak positif dan negatif dari revolusi
hijau
Dampak positif revolusi hijau
Produksi
padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat.
Salah satu contohnya bagi bangsa indonesia sendiri adalah Indonesia yang
tadinya pengimpor beras menjadi mampu swasembad beras.
Dampak Negatif Revolusi Hijau antara lain :
1. Penurunan produksi protein,
dikarenakan pengembangan serealia (sebagai sumber karbohidrat) tidak diimbangi
pengembangan pangan sumber protein dan lahan peternakan diubah menjadi sawah.
2. Penurunan keanekaragaman hayati.
3. Penggunaan pupuk terus menerus
menyebabkan ketergantungan tanaman pada pupuk.
4. Penggunaan peptisida menyebabkan
munculnya hama strain baru yang resisten.